Meskipun
sama sekali tidak berhubungan dengan kodok bertanduk, atau kadal
"setan berduri" ,"moloch" telah mengembangkan banyak karakteristik yang
sama dalam menanggapi lingkungan padang pasir, termasuk badan berduri,
kamuflase berpasir dan diet dengan mengkonsumsi semut. Duri mereka
membuat kadal ini agak sulit untuk ditelan oleh sang predator.
4. Hydrosaurus pustulatus
Melihat
seperti merangkak langsung dari zaman Permian, kadal sailfin Filipina
adalah omnivora amfibi pemakan buah-buahan, kacang-kacangan dan mangsa
serangga kecil lainnya di dekat sungai tropis.
Jari-jari
kaki mereka diratakan memungkinkan spesimen kecil untuk melarikan diri
predator dengan berjalan di atas air, suatu sifat yang juga dimiliki
dengan kadal "Basilisk" atau kadal "JEsus".jantan dewasa yang dikenal
mempunyai warna biru yang indah, merah atau bahkan pola warna ungu.
3. Amblyrhynchus cristatus
Iguana
laut kepulauan Galapagos ini membanggakan gaya hidup yang tidak
dimiliki oleh reptil lain; seperti penguin atau singa laut, mereka
menghabiskan seluruh hidup mereka di garis pantai, menyelam ke dalam air
untuk makanan mereka. Charles Darwin dikenal jijik oleh hewan-hewan
ini ketika ia pertama kali menemukannya, dan menyebut kadal ini dengan
julukan "“imps of darkness.”
2. Heloderma suspectum
Hampir
mirip dengan "kadal manik-manik," Gila Monster pernah diakui sebagai
salah satu kadal di dunia dengan gigitan berbisa, memberikan neurotoksin
yang menyakitkan melalui alur gigi tajam ang kecil, Kita sekarang tahu
bahwa kadal lain ada juga yang memiliki bisa,meski dengan racun
ringan, dan kadal "GIla Monster" masih yang paling beracun.
1. Varanus komodoensis
Komodo
adalah kadal karnivora terbesar yang masih hidup saat ini ,
kadang-kadang mencapai hampir sepuluh meter panjangnya. Meskipun banyak
dari makanan mereka bangkai busuk, mereka juga akan mengejar mangsa
hidup yang besar seperti rusa untuk memberikan satu gigitan, setelah itu
mereka hanya perlu menunggu saat korban mulai kehilangan darah dan
terkena infeksi.
Berkat
pola makan bangkai , air liur mereka cukup kaya dengan bakteri serius
yang bisa melemahkan mangsa, dan studi terbaru menunjukkan bahwa mereka
juga memiliki racun. Selain itu, naga asli Indonesia ini dapat
mengendurkan rahang mereka, meregangkan leher mereka dan mengeluarkan
pelumas lendir berwarna merahuntuk menelan mayat secara utuh.